Rabu, 14 September 2011

Renungan untuk suami-suami: Bila Istri Cerewet

Adakah istri yang tidak cerewet? Sulit menemukannya. Bahkan istri Khalifah sekaliber Umar bin Khatab pun cerewet. Seorang laki-laki berjalan tergesa-gesa. Menuju kediaman khalifah Umar bin Khatab. Ia ingin mengadu pada khalifah; tak tahan dengan kecerewetan istrinya. Begitu sampai di depan rumah khalifah, laki-laki itu tertegun. Dari dalam rumah terdengar istri Umar sedang ngomel, marah-marah. Cerewetnya melebihi istri yang akan diadukannya pada Umar. Tapi, tak sepatah katapun terdengar keluhan dari mulut khalifah. Umar diam saja, mendengarkan istrinya yang sedang gundah. Akhirnya lelaki itu mengurungkan niatnya, batal melaporkan istrinya pada Umar. Apa yang membuat seorang Umar bin Khatab yang disegani kawan maupun lawan, berdiam diri saat istrinya ngomel? Mengapa ia hanya mendengarkan, padahal di luar sana , ia selalu tegas pada siapapun? Umar berdiam diri karena ingat 5 hal. Istrinya berperan sebagai BP4. Apakah BP4 tersebut?
1. Benteng Penjaga Api Neraka Kelemahan laki-laki ada di mata. Jika ia tak bisa menundukkan pandangannya, niscaya panah-panah setan berlesatan dari matanya, membidik tubuh-tubuh elok di sekitarnya. Panah yang tertancap membuat darah mendesir, bergolak, membangkitkan raksasa dalam dirinya. Sang raksasa dapat melakukan apapun demi terpuasnya satu hal; syahwat. Adalah sang istri yang selalu berada di sisi, menjadi ladang bagi laki-laki untuk menyemai benih, menuai buah di kemudian hari. Adalah istri tempat ia mengalirkan berjuta gelora. Biar lepas dan bukan azab yang kelak diterimanya Ia malah mendapatkan dua kenikmatan: dunia dan akhirat. Maka, ketika Umar terpikat pada liukan penari yang datang dari kobaran api, ia akan ingat pada istri, pada penyelamat yang melindunginya dari liukan indah namun membakar. Bukankah sang istri dapat menari, bernyanyi dengan liukan yang sama, lebih indah malah. Membawanya ke langit biru. Melambungkan raga hingga langit ketujuh. Lebih dari itu istri yang salihah selalu menjadi penyemangatnya dalam mencari nafkah. 2. Pemelihara Rumah Pagi hingga sore suami bekerja. Berpeluh. Terkadang sampai mejelang malam. Mengumpulkan harta. Setiap hari selalu begitu. Ia pengumpul dan terkadang tak begitu peduli dengan apa yang dikumpulkannya. Mendapatkan uang, beli ini beli itu. Untunglah ada istri yang selalu menjaga, memelihara. Agar harta diperoleh dengan keringat, air mata, bahkan darah tak menguap sia-sia Ada istri yang siap menjadi pemelihara selama 24 jam, tanpa bayaran. Jika suami menggaji seseorang untuk menjaga hartanya 24 jam, dengan penuh cinta, kasih sayang, dan rasa memiliki yang tinggi, siapa yang sudi? Berapa pula ia mau dibayar. Niscaya sulit menemukan pemelihara rumah yang lebih telaten daripada istrinya. Umar ingat betul akan hal itu. Maka tak ada salahnya ia mendengarkan omelan istri, karena (mungkin) ia lelah menjaga harta-harta sang suami yang semakin hari semakin membebani. 3. Penjaga Penampilan Umumnya laki-laki tak bisa menjaga penampilan. Kulit legam tapi berpakaian warna gelap. Tubuh tambun malah suka baju bermotif besar. Atasan dan bawahan sering tak sepadan. Untunglah suami punya penata busana yang setiap pagi menyiapkan pakaianannya, memilihkan apa yang pantas untuknya, menjahitkan sendiri di waktu luang, menisik bila ada yang sobek. Suami yang tampil menawan adalah wujud ketelatenan istri. Tak mengapa mendengarnya berkeluh kesah atas kecakapannya itu 4. Pengasuh Anak-anak Suami menyemai benih di ladang istri. Benih tumbuh, mekar. Sembilan bulan istri bersusah payah merawat benih hingga lahir tunas yang menggembirakan. Tak berhenti sampai di situ. Istri juga merawat tunas agar tumbuh besar. Kokoh dan kuat. Jika ada yang salah dengan pertumbuhan sang tunas, pastilah istri yang disalahkan. Bila tunas membanggakan lebih dulu suami maju ke depan, mengaku, "akulah yang membuatnya begitu." Baik buruknya sang tunas beberapa tahun ke depan tak lepas dari sentuhan tangannya. Umar paham benar akan hal itu. 5. Penyedia Hidangan Pulang kerja, suami memikul lelah di badan. Energi terkuras, beraktivitas di seharian. Ia butuh asupan untuk mengembalikan energi. Di meja makan suami Cuma tahu ada hidangan: ayam panggang kecap, sayur asam, sambal terasi danlalapan. Tak terpikir olehnya harga ayam melambung; tadi bagi istrinya sempat berdebat, menawar, harga melebihi anggaran. Tak perlu suami memotong sayuran, mengulek bumbu, dan memilah-milih cabai dan bawang. Tak pusing ia memikirkan berapa takaran bumbu agar rasa pas di lidah. Yang suami tahu hanya makan. Itupun terkadang dengan jumlah berlebihan; menyisakan sedikit saja untuk istri si juru masak. Tanpa perhitungan istri selalu menjadi koki terbaik untuk suami. Mencatat dalam memori makanan apa yang disuka dan dibenci suami. Dengan mengingat lima peran ini, Umar kerap diam setiap istrinya ngomel. Mungkin dia capek, mungkin dia jenuh dengan segala beban rumah tangga di pundaknya. Istri telah berusaha membentenginya dari api neraka, memelihara hartanya, menjaga penampilannya, mengasuh anak-anak, menyediakan hidangan untuknya. Untuk segala kemurahan hati sang istri, tak mengapa ia mendengarkan keluh kesah buah lelah. Umar hanya mengingat kebaikan-kebaikan istri untuk menutupi segala cela dan kekurangannya. Bila istri sudah puas menumpahkan kata-katanya, barulah ia menasehati, dengan cara yang baik, dengan bercanda. Hingga tak terhindar pertumpahan ludah dan caci maki tak terpuji. Akankah suami-suami masa kini dapat mencontoh perilaku Umar ini? Ia tak hanya berhasil memimpin negara tapi juga menjadi imam idaman bagi keluarganya. WallahuAlam.

Kamis, 08 September 2011


suka ria bersama atasan kita...!!!!
SUARA MERDEKA TEAM

Siap Grak

                        Ujung Genteng Tgl 03 September 2011.
                        Anniversary Porslis FC yang ke 17
                        Kanan : Nurul - Tengah : Fajar - Kiri : Yudi


Rabu, 07 September 2011

Belajar Mencoba

Siang hari dikala matahari bersinar dengan sangat terik banyak org merasakan kepanasan, sedangkan diriku yg tidak memakai baju tidak sama sekali merasakan kepanasan. keesokan harinya saya coba lagi tidak memaki baju di saat waktu yang sama seperti kemarin, "dan apa yang saya rasakan" dengan muka kebingungan aku terdiam membisu?"  sore harinya pun aku langsung berkonsultasi kepada Dokter langganan Kelurgaku.
sesampainya di tempat prakter dokter keluargaku aku lang sung menyampaikan keluhanku.
"saya: Dokter,"
"dokter : iya Mas, da pa tumben mampir kesini?? seraya tertawa "
"saya: ini dok, kenapa yah badan saya tidak bisa merasakan kepanasan disaat matahari bersinar sangat terik??"
"dokter: Mungkin saat itu mas di dalam kulkas yah? seraya tertawa bercanda..."
"saya : jangan bercanda dok, ini serius...!!
"Dokter : iya maaf mas, jadi apa yg mas rasakan jika tidak merasakan kepanasan???
Bersambung.+

Rabu, 24 Agustus 2011

Sesi Curhat

tak sangka mereka yg saya anggap baik berwibawa ternyata berbeda dengan yang saya pikir selama ini, tapi tidak apa-apa mungkin itu cara mereka menajalani hidup. sekarang mari kita mendoakan sodara-sodara kita yang "mungkin" berada di jalan yang salah. semoga sekarang mereka berpikir dulu sebelum bertindak atau memikirkan terlebih dahulu "Sebab Akibat " dari apa yang akan mereka perbuat. disini saya hanya ingin memberitahukan keingin saya saya. bagi yang sudah baca makasih, sedangkan bagi yg belum baca masasih belu di baca. "Baca Donk" 29-9-11 kie we ngingan ya pagawean teh,, lmun teu eta itu.... na pikiran ge ngan eta" we jeung eta... arek iraha atuh maneh maju jar lamun kitu wae mah... ngomong donk jangan hanya diam dan menuruuti kehendak yg tak bagus. bisa kau bicara sama org lain tntang kehidupan, sndirinya z ga di tata. ahhhh emg susah yah kalo ngaih tau diri sendiri teh.. anjinggggggggggggggggggggggg jam 11.00 hayang naon deui ieu teh,,, rek dikmahakeun atuh.. astagfirullah haladzimmm, ya allah bantuan hambamu ini, hambamu ini bingung dengan semua yg sedang terjadi di dalam diri ini, tak mengerti seperti pa sebenernya aku ini. allah huakbar allah maha besar 12 Oktober 2011 duhh gini to rasanya jika tau pacar kita lebih enak ngaja orang lain jalan di banding ngajak pacarnya, maaf yah kalo kemarin aku pernah gitu sama kalian. ternyata emang sakit yah.. huhhh sori for all (sedih ceritana sambil nangis) 17 oktober 2011 hari ini saya kurang beruntung, pagi-pagi sudah denger orang tua marah-marah jadi ga enak banget deh mood'a. ehh pas berangkat kerja kena tilang di bogor,uang yang ada di sku semua'a abis deh.. coba di beliin bensinnya lebih banyak,huhhhhhhhhhhhhhh (menghela napas). belum beres penderitaan saya, di kantor ya ada sedikit kekesalan yg di buat sama seseorang, sok-sok bener lah bilang ini itu lah, n' cuman bisa liat kesalahan org lain sedangkan sendirinya udah bner apa? (ngedumel dalam hati) tapi ga apa-apa lah.. tanda-tanda akan di berikan kebahagian. amin.. cukup dulu ah curhatnya.. kerja lgi yu... wasalam.. hehehehe

Come ON Kawan...!!!

Setiap kali saya mengikuti pelatihan menulis sering kali saya mendengar pembicara mengatakan bahwa “ Menulislah apa saja yang ingin anda tulis, menulislah apa saja yang anda alami, dan menulislah maka anda akan mudah mencari jati diri”. Sejenak saya bertanya dalam hati apakah dengan menulis saya dapat mengetahui jati diri saya? Apakah dengan menulis saya dapat mengetahui kadar keilmuan saya? Apakah dengan menulis saya menjadi apa yang saya inginkan dll. Semua pertanyaan tersebut seakan tiada habisnya mengepul diotak dan pikiran saya. Tanpa disadari ternyata sekarang saya sedikit demi sedikit telah terjun dalam dunia yang mungkin tidak asing dalam pandangan teman teman sekalian yaitu dunia Tulis- menulis. Saya teringat dengan perkataan teman sekaligus guru menulis saya Ust.Qosim yang mengatakan “Menulislah maka kamu akan hidup. Dengan menulis maka hidupmu akan menjadi lebih bermakna, karena disatu sisi kamu akan mendapatkan makna hidup dengan menuliskan apa yang kau miliki dan apa yang ingin kamu miliki.” Saya masih belum mencerna apa yang dimaksud dengan pernyataan guru saya tadi. Lantas saya kembali melihat kepada diri saya selama ini, atas apa yang saya perbuat dengan menulis. Selama ini saya menulis hanya mengandalkan otak kiri saya saja, seperti apa yang dikatakan Akh Radinal ketika saya menuliskan tulisan ini. Ia ingin mengetahui apa yang sedang saya tulis, namun saya tidak memberitahukannya saat Ia ingin melihatnya. Saya lebih mengutamakan apa yang saya rasakan namun kerap kali tidak memperhatikan bagaimana saya dapat menulis kapan dan dimana saja saya berada Mungkin benar apa yang ia katakan itu, selama ini saya menulis hanya sekedar meluapkan emosi yang ada dalam diri saya saja, saya menulis hanya menumpahkan apa yang saya inginkan, dan jarang sekali menulis untuk sebuah kebutuhan yang mungkin akan membuat saya menjadi jati diri sendiri seperti apa yang saya inginkan. Saya sepakat apa yang dikatakan oleh Wiliam forester bahwa “menulislah pada saat awal dengan hati. setelah itu, perbaiki tulisan anda dengan pikiran. kunci pertama dalam menulis adalah bukan dengan berpikir, melainkan mengungkapkan apa yang saya dan anda rasakan” mungkin dengan pernyataannya inilah saya kiranya dapat memahami konsep menulis yang benar yaitu diawali dengan yang namanya menulis dengan hati dan memperbaiki dengan pikiran. Saya pernah membaca sebuah artikel di situs Anda Luar Biasa.com yang berjudul Menulis, Bernyanyi, dan Menggambar mengembangkan fungsi otak” karya Aleysius Gondosari menyatakan bahwa dengan “Mengobrol dapat meningkatkan fungsi otak sebanyak 2%. Menggambar atau melukis juga dapat meningkatkan fungsi otak sebanyak 2%. Bermain alat musik juga dapat meningkatkan fungsi otak sebanyak 2%. Menyanyi dapat meningkatkan fungsi otak sebanyak 5%. Sementara menulis sebuah tulisan pendek juga dapat meningkatkan fungsi otak sebanyak 5%. Dengan menulis sebuah buku, fungsi otak akan meningkat sebanyak 10% hingga 20%. Menulis buku setebal Laskar Pelangi atau buku setebal Harry Potter dapat meningkatkan fungsi otak sebanyak 20%. Jadi, bila Anda ingin meningkatkan fungsi otak Anda kembali, berlatihlah menggambar, menyanyi, atau menulis.” Dari pernyataannya tersebut membuat saya bertambah semangat untuk menulis, menulis, dan menulis. karena terlihat jelas bahwa persentase menulis melampaui kegiatan yang lain yang tidak dibarengi dengan kegiatan menulis. Saya menulis saat saya tak tahu kepada siapa lagi saya berbagi, saya menulis hanya pada waktu-waktu tertentu saja yang sebenarnya itu dapat dicari dan dilaksanakan kapan dan dimana saja. Didalam buku Jangan Mau Tidak Menulis karangan penulis Fiksi Best Seller Gol A Gong menceritakan bahwa bagi siapa saja yang ingin mendapatkan berjuta-juta ide dalam menulis, maka hendaklah ia keluar dari rumah dan tliskanlah pengalaman-pengalaman yang didapat. Hal ini juga dilakukan J.K Raowling, bahwa untuk mempermudahnya, tuliskanlah hal-hal yang kami ketahui; tentang pengalaman dan perasaanmu sendiri